Artikel Ragam Bahasa


Bahasa  mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan :
1.      Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas :
a.      Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau member sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang tidak standar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
-          Memerlukan kehadiran orang lain
-          Unsur dramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
-          Terikat ruang dan waktu
-          Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Kelebihan ragam bahasa lisan :
-          Dapat disesuaikan dengan situasi
-          Faktor efisiensi
-          Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimic, dan gerak-gerak pembicara
-          Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya
-          Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur
-          Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual, dan kognitif.
Kekurangan ragam bahasa lisan :
-          Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana
-          Penutur sering mengulangi beberapa kalimat
-          Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan
-          Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
b.      Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun yang nonstandard. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Sedangkan ragam tulis yang nonstandard dapat kita temukan dalam majalah remaja, iklan atau poster.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
-          Tidak memerlukan kehadiran orang lain
-          Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap
-          Tidak terikat ruang dan waktu
-          Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
-          Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan
-          Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat
-          Sebagai sarana memperkaya kosakata
-          Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kekurangan ragam bahasa tulis :
-          Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna
-          Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual
-          Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
2.      Situasi dan pemakaian
Ragam bahasa baku dapat berupa :
a.      Ragam Bahasa Baku Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
b.      Ragam Bahasa Baku Lisan
Dalam penggunaan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walau demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis berdasarkan tata bahasa dan kosa kata :
1.      Tata Bahasa
a.      Ragam Lisan
-          Nia sedang baca surat kabar.
-          Mereka tinggal di Menteng.
b.      Ragam Tulis
-          Nia sedang membaca surat kabar.
-          Mereka bertempat tinggal di Menteng.
2.      Kosa kata
a.      Ragam Lisan
-          Ariani bilang kalau kita harus belajar.
-          Kita harus bikin karya tulis.
b.      Ragam Tulis
-          Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
-          Kita harus membuat karya tulis.
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi standard an nonstandar.
3.      Ragam Bahasa Keilmuan
Menurut Sunaryo, (1994 : 1), bahwa dalam berkomunikasi perlu diperhatikan kaidah-kaidah berbahasa, baik yang berkaitan kebenaran kaidah pemakaian bahasa sesuai dengan konteks situasi, kondisi, dan sosio budayanya.
Ragam bahasa keilmuan mempunyai ciri :
a.      Cendekia : mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat.
b.      Lugas dan jelas : digunakan untuk menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat.
c.       Gagasan sebagai pangkal tolak : digunakan dengan orientasi gagasan. Hal itu berarti penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan, tidak pada penulis.
d.      Formal dan objektif : komunikasi Ilmiah melalui teks ilmiah merupakan komunikasi formal. Hal ini berarti bahwa unsur-unsur bahasa Indonesia yang digunakan dalam bahasa Indonesia keilmuan adalah unsur-unsur bahasa yang  berlaku dalam situasi formal dan resmi.

Sumber :


RINDU SAHABATKU



Aku dira, dulu saat masih sekolah SMK aku memiliki beberapa sahabat yang sangat dekat denganku. Banyak hal yang kami lakukan bersama. Meskipun kami terlihat selalu bahagia bersama-sama tetapi kadang  kami memiliki masalah yang membuat kami marah satu sama lain. Tetapi dari masalah itu justru membuat kami tahu sifat dari masing-masing diantara kami dan makin lama kami semakin memahami sifat-sifat tersebut.
Waktu kelulusan sekolah pun telah tiba dan kami mempunyai pilihan yang berbeda-beda untuk melanjutkan kehidupan kami. Ada yang memilih bekerja dan ada yang meneruskan kuliah ke Universitas. Yang memilih bekerja mendapatkan pekerjaan di tempat yang berbeda dan masih dalam kota yang sama, begitu pula dengan yang memilih kuliah mendapatkan Universitas yang berbeda-beda pula tetapi berbeda kota. Dan karena hal tersebut kami jadi jarang bertemu bahkan hampir tidak pernah bertemu lagi.
Suatu ketika aku rindu sahabat-sahabatku, aku rindu ingin bertemu dengan mereka, bercanda ria dengan mereka, ingin menceritakan setiap kejadian yang aku alami selama tidak bersama mereka dan aku ingin memeluk mereka satu per satu. Tapi untuk bertemu mereka saja sulit sekali, sangat susah untuk menyatukan jadwal kosong diantara kami agar dapat bertemu, lalu bagaimana aku bisa melakukan hal-hal yang aku inginkan tadi.
Aku selalu berfikir bagaimana keadaan mereka disana, apakah mereka mendapatkan sahabat yang lebih baik dari aku atau mungkin mereka sudah melupakanku? Semoga saja mereka masih mengingatku dan ingat apa saja yang telah kami lakukan bersama karena aku selalu mengingat mereka dari hal terkecil sekalipun. Disini aku belum bertemu orang yang lebih baik dari mereka dan aku rindu mereka, rindu sahabatku.