1.
Pendahuluan
Manusia dalam
kehidupannya harus berkomunikasi, artinya membutuhkan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Sebagian besar
pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam
kelompok dan masyarakat. Di dalam suatu organisasi dibutuhkan suatu komunikasi
yang baik antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi dalam organisasi
bertujuan untuk menyampaikan maklumat yang benar dan tepat pada waktu kepada
ahli-ahli dalam organisasi supaya meningkatkan prestasi organisasi. Komunikasi ke
atas, komunikasi mendatar, dan komunikasi ke bawah mempunyai hubungan positif
yang kuat dengan kepuasan kerja dan prestasi kerja (Pincus, 1986). Dalam sebuah
organisasi, komunikasi ke atas diperlukan pihak atasan supaya cadangan daripada
pekerja bawahan dapat membantu mereka membuat keputusan dan perancangan
organisasi. Komunikasi ke bawah pula diperlukan oleh pekerja bawahan supaya
mendapat maklumat yang tepat dan jelas tentang tugas untuk melaksanakan tugas
organisasi dengan berjaya.
2.
Isi
Sebelum kita membahas apa itu
komunikasi organisasi ada baiknya kita mengetahui pengertian komunikasi dan
organisasi itu sendiri. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau “common”
dalam bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha
untuk mencapai kesamaan makna,”commonness”. Atau dengan kata lain, melalui
komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan, atau sikap kita dengan
partisipan lainnya. Komunikasi adalah suatu alat dimana orang-orang yang
bersangkutan saling berhubungan
satu sama lain dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan umum (Chester I
Bernard). Organisasi didefinisikan sebagai koordinasi rasional tentang aktiviti
sekumpulan manusia untuk mencapai maklumat bersama dengan pembagian kerja dan
tanggungjawab melalui hirarki komunikasi melibatkan penyampaian maklumat atau pesan
diantara pekerja dengan pekerja, kumpulan dengan kumpulan, atau oganisasi
dengan organisasi (Schien, 1970).
2.1.
Hubungan komunikasi dengan organisasi
Komunikasi merupakan lem
(perekat) antar kelompok secara bersama-sama dapat melakukan fungsinyadengan
baik. Tujuannya adalah untuk mempelajari komunikasi organisasi tentang bentuk
komunikasi apa yang terjadi, metode dan teknik apa yang dipakai, media apa yang
digunakan, dan bagaimana prosesnya.
2.2.
Fungsi komunikasi dalam organisasi
1.
Komunikasi memungkinkan orang untuk saling
bertukar informasi
-
Menetapkan tujuan
-
Membuat dan melaksanakan keputusan
-
Mengukur prestasi kerja
-
Merekrut dan mengembangkan staff
-
Pelayanan pelanggan
-
Negoisasi dengan pemasok
-
Interaksi dengan peraturan yang ada dan untuk
membuat produk
2.
Membantu menghubungkan kelompok anggota yang
terpisah
Fungsi
komunikasi dalam organisasi yang lain :
1.
Fungsi informatif
Organisasi dapat
dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota
organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada
dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam
suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi
konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
2.
Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif
ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
regulatif ini, yaitu :
1.
Atasan atau
orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau
perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan
pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada:
1.
Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.
2.
Kekuatan pimpinan
dalam memberi sanksi.
3.
Kepercayaan
bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
4.
Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2.
Berkaitan dengan
pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada
kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang
pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur
organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan
yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang
lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
4.
Fungsi Integratif
Setiap organisasi
berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan
tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun
kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
Dalam melakukan
komunikasi organisasi, Stewward L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human
Communication menguraikan adanya 3 model dalam komunikasi :
a.
Model komunikasi linier (one-way communication),
dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon
yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat
monolog.
b.
Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan
dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan
balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, dimana
setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak
sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.
c.
Model komunikasi transaksional. Dalam model ini
komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara
dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua prilaku dalah
komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.
3.
Kesimpulan
Dari penjelasan
diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa komunikasi berperan penting dalam
suatu organisasi baik antara atasan dengan bawahan atau antara anggota satu
dengan yang lainnya. Karena dengan berkomunikasi, organisasi dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan dengan lancar.
Sumber :
1. Herwanp, Komunikasi Dalam Organisasi, http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id,
2 April 2013 : 11.40
2. Nurjanah.
M.Si, Keberhasilan Komunikasi Dalam
Organisasi, http://nurjanah.staff.unri.ac.id/files/2012/04/2-Komunikasi-Organisasi.pdf,
2 april
2013 : 11.40
3. Herwanparwiyanto,
Kajian Komunikasi Dalam Organisasi, herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id, 26 November 2012 : 20.15
4.
Syarifah
Baharum, Joki Perdani Sawai, R. Balan Rathakrishnan, Hubungan
Antara Komunikasi Dalam Organisasi dengan Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan
Komitmen Kerja, http://www.google.com/url?q=http://www.fppsm.utm.my/download/doc_download/229-hubungan-antara-komunikasi-dalam-organisasi-dengan-kepuasan-kerja-prestasi-kerja-dan-komitmen-kerja.html&sa=U&ei=9LNaUbi5O8eNrgfGvYHwDA&ved=0CCsQFjAF&usg=AFQjCNErcxGknSY6J8xhRuN0skgHfJHwng,
2 April 2013 : 18.23
0 comments:
Post a Comment