TEORI OUTLINE/KERANGKA KARANGAN



1.       Pengertian Kerangka Karangan/Ragangan/Outline
Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Jadi kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan atau kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Menurut para ahli :
-          Nursito (2000:5-4), kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis.
-          Soeparno (2004:38), kerangka karangan adalah kerangka tulis yang menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tataan yang sistematis.
2.       Pentingnya Membuat Kerangka Karangan
Karena seseorang yang mengarang tanpa membuat kerangka karangan maka :
-          Pengarang mudah terjerumus ke arah keadaan yang anarkhis.
-          Pengarang mudah kehilangan control terhadap karangan yang ia tuju.
-          Masalah dan uraian yang disuguhkan dalam karangan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan yang terlupa, ada bagian yang sejajar.
3.       Proses / Tahapan Menulis
-          Tahap prapenulisan/perencanaan penulisan (prewriting)
·         Penentuan / pembatasan topik karangan,
·         Penentuan tujuan penulisan, dan
·         Penyusunan rencana karangan.
-          Tahap penulisan (writing)
-          Tahap pascapenulisan/revisi (postwriting)
4.       Langkah-langkah Membuat Kerangka Karangan
-          Menyusun semua ide pokok yang berhubungan dengan topik yang akan ditulis,
-          Mencatat semua ide pokok yang muncul dari data tertulis maupun dari data wawancara,
-          Menyusun dan menyeleksi ulang terhadap ide yang tidak penting,
-          Memeriksa ulang apakah masih terdapat ide yang tidak sesuai atau terdapat ide yang belum dimasukkan serta memeriksa kembali urutan semua ide, dan
-          Setelah membuat kerangka karangan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan.
5.       Macam-macam Kerangka Karangan
-          Berdasarkan sifat rincian
·         Kerangka karangan sementara / non formal : cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alas an topiknya tidak kompleks, akan segera digarap.
·         Kerangka karangan formal : terdiri atas tiga tingkat, dengan alas an topiknya sangat kompleks, topiknya sederhana tetapi tidak segera digarap.
-          Berdasarkan perumusan teksnya
·         Kerangka kalimat
·         Kerangka topik
·         Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik
6.       Syarat Kerangka Karangan yang Baik
-          Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang jelas. Lalu, buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
-          Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
-          Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian idea tau pikiran itu tergambar jelas.
-          Harus menggunakan symbol yang konsisten.
7.       Macam-macam Bentuk Karangan
-          Kerangka kasar menuju kerangka sempurna,
-          Kerangka sistem lekuk dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab,
-          Kerangka sistem lekuk dengan angka desimal,
-          Kerangka sistem lurus dengan angka romawi dan desimal,
-          Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitian kualitatif,
-          Kerangka karangan dengan romawi dan desimal lurus model kerangka penelitian kualitatif.
Bentuk kerangka karangan :
-          Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kata : kerangka karangan topik.
-          Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kalimat : kerangka kalimat.
-          Kerangka karangan dalam beberapa kalimat : kerangka alinea.
-          Kerangka karangan dalam beberapa paragraph : proposal.
8.       Salah Satu Contoh Tampilan Bentuk Karangan
Topik : Kesehatan Mental Islami
Judul : Konsep Kesehatan Mental Islami dan Aktualisasinya di Lingkungan Sekolah
Tujuan Penulisan : Menjelaskan tentang Hakikat Kesehatan Mental Islami dan Aktualisasinya di Lingkungan sekolah
Kerangka Karangan :
BAB I. Pendahuluan
A.      Latar Belakang Masalah
B.      Rumusan Masalah
C.      Metode Pemecahan Masalah
BAB II. Pembahasan
A.      Kesehatan Mental Islami
1.       Pengertian Kesehatan Mental Islami
2.       Hakikat Kesehatan Mental Islami
3.       Batasan Kesehatan Mental Islami
4.       Objek Kesehatan Mental Islami
9.       Pola Penyusunan Kerangka Karangan
a.       Pola alamiah
Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia : atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
-          Urutan waktu atau urutan kronologis
Urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contoh : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
·         Asal usul penulis
·         Pendidikan si penulis
·         Kondisi kehidupan penulis
·         Keinginan penulis
·         Karir penulis
-          Urutan ruang (sposial)
Landasan yang paling penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang dan tempat. Urutan ini biasanya digunakan dalam tulisan- tulisan yang bersifat deskriptif. Contoh :
Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran)
·         Di daerah Kalimantan
·         Di daerah Sulawesi
·         Di daerah Sumatera
-          Urutan topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian tersebut harus dijelaskan berturut-turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa member tanggapan atas bagian-bagiannya itu.
b.      Pola logis
Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada disekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi kiat dengan tanggapan penulis. Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mangamati sesuatu berdasarkan logika. Macam-macam urutan logis yang dikenal adalah :
-          Urutan klimaks dan anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Contoh :
Topik (turunnya Suharto)
·         Keresahan masyarakat
·         Merajalelanya praktek KKN
·         Kerusuhan sosial
·         Tuntutan reformasi menggema
-          Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia pada umumnya. Contoh :
Topik (krisis moneter melanda tanah air)
·         Tingginya harga bahan pangan
·         Penyebab krisis moneter
·         Dampak terjadi krisis moneter
·         Solusi pemecahan masalah krisis moneter
-          Urutan pemisahan masalah
Dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternative-alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi tersebut. Contoh :
Topik (virus H1N1)
·         Apa itu virus H1N1
·         Bahaya virus H1N1
·         Cara penanggulangannya
-          Urutan umum – khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu diikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus). Contoh :
Topik (pengaruh internet)
·         Para pengguna internet
·         Manfaat internet
-          Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal atau belum dikenal. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini misalnya diterapkan dengan mempergunakan analogi.
-          Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh pembaca, apakah suatu pendapat disetujuai atau tidak oleh para pembaca. Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
10.   Fungsi dan Peran Kerangka Karangan
-          Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
-          Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
-          Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
-          Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
-          Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
-          Sebagai pedoman untuk menentukan jenis data yang harus dikumpulkan.
-          Sebagai patokan bagi penulis dalam menguraikan karangan secara sistematis.
-          Member gambaran umum mengenai pokok yang akan dibahas atau dianalisis dalam karangan.


Sumber :

TEMA, TOPIK, DAN JUDUL



TEMA
1.      Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tema adalah pokok pikiran. Tema adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan atau gagasan dasar tempat beradanya topik.
2.      Pengertian Tema Secara Khusus dalam Karang-Mengarang
-          Dilihat dari sudut pandang sebuah karangan yang sudah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan penulis melalui karangan.
-    Dari proses penulisan, tema dapat dibatasi sebagai suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.
3.      Syarat-syarat Tema yang Baik
-          Tema menarik perhatian penulis.
-          Tema dikenal atau diketahui dengan baik, maksudnya sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.
-          Bahan-bahannya dapat diperoleh.
-          Tema dibatasi ruang lingkupnya.
-          Tema harus bermanfaat.
4.      Ciri-ciri Tema Karangan Nonilmiah
-          Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan.
-          Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak yang bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
-          Tema dapat dikesankan melalui peristiwa, kisah, suasana, dan unsur kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan dalam sebuah cerita.
TOPIK
1.      Pengertian Topik
-          Kata topik berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang artinya tempat untuk tulis menulis.
-          Topik adalah pokok pembicaraan atau pokok masalah.
-          Kridalaksana (1993:217) menyatakan bahwa topik adalah bagian kalimat yang diutamakan dari beberapa hal yang dikontraskan, dan bagian kalimat yang menjadi kerangka untuk pernyataan yang mengikutinya. Kerangka itu bersangkutan dengan ruang, waktu, atau benda.
-          Topik merupakan ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Seluruh isi karangan harus mencerminkan topik tersebut.
2.      Pertimbangan Memilih Topik Karya Ilmiah
Menurut Arifin :
-          Topik harus berada disekitar penulis
-          Topik hendaknya menarik perhatian penulis
-          Topik terpusat pada satu segi lingkup yang sempit
-          Topik memiliki data yang bersifat objektif
-          Topik harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya walaupun serba sedikit
-          Topik harus memiliki sumber acuan
3.      Pertimbangan Memilih Topik Karya Nonilmiah
-          Aktual : harus dibicarakan
-          Kreatif : menampilkan ide kreatif
-          Menarik : enak dibaca, perlu, dan membangkitkan minat pembaca untuk mengetahui lebih banyak dan lebih jauh
-          Efektif : lebih banyak yang diingat dan bermanfaat
-          Efisien : lebih sedikit memerlukan waktu dan usaha
4.      Fungsi Topik
-          Mengikat keseluruhan isi
-    Menjiwai seluruh pembahasan : pendahuluan (latar belakang masalah, tujuan, ruang lingkup), bahasan utama (uraian, ilustrasi, deskripsi, pembuktian, narasi, penjelasan), dan kesimpulan.
-        Mengendalikan variabel : topik yang terdiri dari dua variabel, pembahasannya juga terkait dengan hubungan tersebut.
-          Memudahkan pengembangan ide bagi penulis, bagi pembaca memudahkan pemahaman.
-          Memberikan daya tarik bagi pembaca.
5.      Manfaat Pembatasan Topik
-   Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
-          Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai masalahnya.
6.      Cara Membatasi Sebuah Topik
-          Tetapkanlah topik dalam kedudukan central. Contoh : komunikasi.
-          Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci, bila dapat tetapkanlah.
-          Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
-          Ajukan pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
7.      Pembatasan Topik yang Terlalu Umum dan Luas
-          Menurut tempat. Contoh : “Curah hujan di Pulau Jawa” lebih spesifik daripada “Curah hujan di Indonesia”.
-   Menurut waktu/periode/zaman. Contoh : “Perkembangan Islam” bisa dibatasi menjadi “Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW”.
-    Menurut hubungan kasual (hubungan sebab akibat), menurut pembagian bidang kehidupan manusia (politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kesenian).
-          Menurut aspek khusus-khusus.
-          Menurut objek material dan objek formal.
Kalau topik terlalu luas maka pembahasan akan : dangkal, kurang mendalam, kemungkinan terjadi kekaburan, penulis akan sulit memulai dan mengakhiri karangannya.
JUDUL
1.      Pengertian Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu, atau judul adalah kepala karangan.
2.      Pembagian Judul
Judul dibagi menjadi dua, yaitu :
-      Judul langsung, yaitu judul yang erat kaitannya dengan begian utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama nampak jelas.
-     Judul tidak langsung, yaitu judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
3.      Syarat Pembuatan Judul
-          Sesuai dengan topik
-          Karangan ilmiah formal, judul karangan sama dengan topiknya. Contoh :
Topik : Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnis
Judul : Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis pada PT Semen Cibinong
-          Sesuai dengan isi karangan
-          Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk memastikan data sekunder dan data primer yang digunakan.
-          Berbentu frasa bukan kalimat
-          Harus singkat
-          Harus asli
-          Harus provokatif
-          Logis
-          Awal kata harus menggunakan huruf capital kecuali proposisi dan konjungsi
-          Tanpa tanda baca di akhir judul karangan.
Contoh Penggunaan Topik, Tema, dan Judul :
-          Topik : Banjir di Bandung Selatan
-      Tema : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah cara mengatasi akibat banjir tersebut
-          Judul : Penanggulangan Akibat Banjir di Bandung Selatan
Perbedaan Tema, Topik, dan Judul :
1.      Tema
-          Tema tidak dapat dijabarkan menjadi rincian tema.
-          Mengandung permasalahan yang lebih jelas dan terarah.
-          Telah menggambarkan sudut pandang, tujuan, dan maksud penulis.
2.      Topik
-          Topik dapat dijabarkan menjadi rincian topik.
-          Umum
-          Belum menggambarkan sudut pandang penulis.
3.      Judul
-          Judul tidak harus sama dengan topik.
-          Spesifik
-          Mengandung permasalahan yang lebih jelas dan terarah.
Persamaan Tema, Topik, dan Judul :
-          Sama-sama sesuatu hal yang harus ditentukan dalam tahap prapenulisan.
-          Sama-sama sesuatu hal yang mengikat keseluruhan isi, makna, konsep, dan perasaan yang disampaikan oleh penulis kepada pendengar maupun pembaca.

Sumber :